
Memahami Konsep Manunggaling Kawulo Gusti secara Sederhana
Berawal dari Wall FB Teman yang membahas tentang pengertian Manunggaling Kawulo Gusti, saya kemudian merasa tertarik untuk share mengenai pemahaman akan konsep tersebut dengan teman-teman.
Manunggaling kawulo Gusti, dikalangan orang jawa tentunya bukan sesuatu yang asing, karena ajaran itu menyertai sejarah perkembangan Islam di Pulau Jawa. Meskipun akhirnya kontroversial, dan berakibat dihukumnya syeh siti Jenar oleh para Ulama di jamanya, namun ajaran tersebut sampai kini ternyata masih ada dan menarik untuk di bahas.
Berdasarkan apa yang saya pahami, konsep manunggaling kawulo Gusti adalah suatu pencapaian dari lelaku sufi, sebuah fase spiritual yang tentunya menarik untuk kita pelajari dan kita capai.
Bagaimana mencapainya? Fase spiritual ini akan tercapai kalau hati,pikiran sudah pasrah, berhenti menggugat, dan semua keinginan pribadi terkendali. Maka jiwa,raga, dan seluruh energi hidup hanya digunakan untuk mngabdi padanYa. Keinginan Tuhanlah yang selalu dimenangkan,keinginan pribadi ditundukan.
Manunggaling kawulo Gusti, terjadi ketika kita telah mampu menyerahkan seluruh hidup untuk Tuhan, hingga kita mampu membiarkan Tuhan bekerja mengurus ciptaanya melalui diri kita(kita menjadi salah satu instrument Tuhan ketika mengurus alam semesta ini). Manunggaling kawulo gusti, berarti ketika manusia mampu menangkap ruh Tuhan/ ruhul kudus kedalam dirinya. Selain syeh Siti Jenar, di dalam literatur islam, kita bisa belajar juga dari al halaj, jalaludin rumi.Di kristen, konsep trsebut Jʊ̈̇ğª ada, makanya kita sering mendengar istilah pelayanan Tuhan.
Bagaimana konsep manunggaling kawulo Gusti dalam fenomena sehari hari? Untuk mempermudah, saya akan memberikan sebuah Ilustrasi. Ketika kita sedang mendapat kesulitan, misal kesulitan keuangan. Saat kita bener bener butuh, namun kita kesusahan mau nyari kemana. Tiba tiba, secara kebetulan kita bertemu dengan teman yang baik, yang dengan segala kebaikanya itu kemudian dia secara ihlas memberi atau meminjami uang kepada kita. Hingga akhirnya kesulitan kita bisa teratasi. Nah, begitulah cara Tuhan bekerja membantu kita. Dengan jalan mengutus teman kita tersebut bertemu dan menyelesaikan kesulitan kita. Peran baik teman yang membantu kita trsebut, yang kemudian harus kita tiru sehingga kita juga bisa menjadi media bagi Tuhan untuk menolong hambanya yg lain.
Ahlak Tuhan adalah ahlak yg baik (dalam islam ada asmaul husna) dan akhlak tersebutlah yang harus kita tiru dan kita wujudkan dalam diri dan keseharian kita. Semakin banyak kebaikan yang kita bisa kerjakan, maka semakin sering Tuhan bekerja melalui diri kita, memberikan kebaikan- kebaikan kepada hambanya yang lain. DAN karena diri kita memahami bahwa kita hanya media, sementara Tuhanlah yang sebenarnya telah bekerja, maka kita terhindar dari berbangga diri karena telah mengerjakan suatu kebaikan.
Banyak contoh orang yang berhasil manunggaling kawulo gusti, yaitu orang dalam hidupnya lebih mementingkan diri untuk mengabdikan diri secara ihlas demi kepentingan umat, daripada mementingkan dirinya sendiri. Contoh : para nabi dan rosul. Tokoh agama lain misal sidarta gautama, bunda teresa dan orang orang lainya yang membaktikan diri untuk kepentingan kemanusiaan.
Karakter nyata yang pernah dicatat sejarah untuk sosok manunggaling kawulo Gusti adalah Nabi Isa. Itulah sebabnya mengapa orang kristen menganggap nabi Isa sebagai Tuhan. Karena, melalui nabi Isa lah Tuhan banyak menunjukan kerja kerja baiknya.
Nabi Isa tidak memberi ruang bagi dirinya untuk menjadi dirinya yang manusia, ruang hidupnya hanya untuk mewujudkan kebaikan- kebaikan Tuhan. Nabi Isa hidupnya menyatu dengan Tuhan. Ketika nabi Isa memberikan kebaikan kepada umat, sesungguhnya pada apa yg diperbuat oleh nabi Isa trsebut Tuhan sedang dan telah berbuat. (Ditambah lagi dia diberi mukjizat, jadi deh dianggap Tuhan).
Cuma yang harus hati hati, dari pengalaman seh siti jenar, dia kontroversial karena menganggap syariat menjadi tidak penting ketika sudah menemukan hakekat. Karena sareat menurutnya cuma jalan, cuma media untuk menuju ke Tuhan. Karena pemahamanya inilah kemudian dia dianggap sesat, oleh para ulama islam dijamanya.
Manunggaling kawulo gusti adalah konsep sufi, yg kita pun bisa meraihnya. Dengan komitmen untuk menjadikan kebaikan selalu menjadi bagian dari diri kita, komitmen untuk menaklukan ego, komitmen untuk hanya berharap ridho Allah dan bukan lainya. Itulah, intinya kita berkomitmen menjadi baik setiap saat hanya karena ridho Allah. (Bila karena komitmen kita ber-lelaku yang baik tersebut kemudian Tuhan memberikan pengalaman spiritual kepada kita, itu hanya Side Efek).
So, biarkan para manusia, hewan, dan seluruh alam menemukan kebaikan Tuhan melalui diri kita. Karena sejatinya, kita adalah bagian dari Tuhan. Manunggaling Kawulo Gusti=Menyatunya Hamba dengan Tuhanya.
Reporter:(Andik Prasetyo)